Rabu, 24 November 2010

Fixed Gear Primitif Tapi Trendy

Sepeda fixed gear di mana-mana. Sepeda dengan ketidakmampuan untuk meluncur sendiri tanpa pedal berhenti berputar ini, makin merajalela di kota-kota besar di Indonesia. Mulai yang menggunakannya untuk alat transportasi atau olahraga, hingga yang menjadikannya fashion statement.

Sebenarnya, apa itu sepeda fixed gear, dan kenapa bisa menjadi sedemikian populernya di seluruh dunia?

Sejarah Singkat
Sebetulnya, sepeda fixed gear adalah bentuk paling “primitif” dari sebuah sepeda. “Anda bisa menambahkan apa saja pada sebuah sepeda, tapi akan ada saatnya di mana anda tidak bisa mengurangi komponen sebuah sepeda tanpa menghilangkan fungsi dasarnya. Itulah fixed gear,” kata Graeme Obree, pemegang rekor Hour Record dari Inggris.
Pada awalnya, semua sepeda nggak punya rantai. Entah dikayuh dengan kedua kaki macam otopet, atau memiliki pedal yang langsung terhubung ke as roda, sehingga tiap kayuhan kaki langsung memutar roda sepeda. Kelemahan dari teknologi ini, bila kita menginginkan sepeda berjalan lebih jauh tiap satu putaran pedal, berarti diameter roda harus dibuat sebesar mungkin. Batas diameter yang mungkin adalah dua kali panjang kaki pengendaranya, dan sepeda dengan roda sebesar itu sangat nggak stabil pengendaliannya. Bahaya.

Selanjutnya, kelemahan ini diatasi dengan menggunakan diameter roda yang tidak begitu besar untuk mengurangi bahaya. Untuk membuat sepeda berjalan lebih jauh setiap satu putaran pedal, maka digunakan mekanisme roda gigi dan rantai yang bisa diset dengan rasio tertentu. Ya, mirip dengan sepeda yang kita lihat sekarang.

Pada saat itu, posisi roda gigi belakang (yang terhubung ke roda belakang) adalah tetap, atau fixed. Tiap putaran pedal akan memutar roda, dan begitu pula sebaliknya. Nah, inilah yang disebut fixed gear, atau bahasa sininya “doltrap”. Karena bentuk sistem penggerak ini masih dianggap berbahaya untuk mayoritas orang, maka selanjutnya dikembangkanlah mekanisme freewheel, yang memungkinkan sepeda meluncur sendiri meskipun pedal berhenti dikayuh, atau coasting.

Dari Velodrom ke Jalanan
Sepeda fixed gear, awalnya murni digunakan untuk perlombaan di velodrom, atau kompetisi track bike. Memang, momentum yang dihasilkan dari putaran roda fixed gear akan sangat membantu pembalap untuk mencapai kecepatan setinggi-tingginya, tapi karena resiko bahayanya maka penggunaan fixed gear untuk kompetisi akhirnya dibatasi di velodrom.

Mari kita loncat sejenak ke New York. Ibukota trendsetter dunia.
Jauh sebelum faksimili, jaringan internet, dan telepon selular, keberadaan kurir atau messenger untuk mengantar dokumen di distrik bisnis New York adalah sangat vital. Berhadapan dengan kemacetan lalu lintas, awalnya para messenger ini memilih untuk berjalan kaki, atau naik bus atau subway. Kultur bersepeda belum terlalu populer waktu itu, tenggelam di tengah kecintaan masyarakat Amerika pada mobil dan bahan bakar fosil.

Hingga kemudian beberapa messenger imigran dari Jamaika yang memiliki latar belakang sebagai atlet track bike di negara asalnya terpikir untuk menggunakan sepeda sebagai alat transportasi. Selain minus biaya karena minim perawatan (dengan sepeda track yang notabene fixed gear, tidak perlu khawatir akan kerusakan freewheel, derailer, atau rem. Karena memang nggak ada semua), bebas macet, dan jauh lebih cepat melibas kemacetan dibanding menunggu bus atau berjalan kaki. Walaupun kini tidak semua bike messenger menggunakan sepeda fixed gear, namun messenger yang menggunakan fixed gear memiliki status sosial lebih tinggi di mata sesama messenger.

Sebagai komunitas, tentunya para messenger ini memiliki pola sub-kultur tersendiri. Kehidupan mereka yang bebas, tidak terikat pada norma masyarakat “normal”, serta profesi yang menantang dan memicu adrenalin ini menarik perhatian kalangan hipster “gaul” yang mulai tertarik bersepeda, seiring merebaknya popularitas bersepeda di seluruh dunia kurang lebih pada pertengahan dasawarsa yang barusan lewat. Para hipster modis yang melek internet ini menjadikan fixed gear sebagai bagian dari fashion statement, terutama karena biasanya sepeda yang dipakai para messenger itu simpel (ya, karena nggak ada apa-apanya, rem aja nggak ada) namun dibuat sangat personal melalui pilihan warna dan komponen yang sesuai dengan kebutuhan pemiliknya. Selanjutnya, trend baru ini dibaca oleh kalangan di dunia fashion dan apparel, dan dengan bantuan internet… menyebarlah virus baru ini ke seluruh dunia.

Kok Bisa Sampai ke Indonesia?
Terima kasih kepada internet, akhirnya virus ini menyebar pula di Indonesia khususnya pada setahun belakangan ini.
Diawali dari Jakarta saat beberapa member sebuah forum khusus sepeda terbesar di Indonesia mulai saling “meracuni” dengan gambar-gambar sepeda fixed gear yang ditemukan di internet. Waktu itu, belum ada yang berani untuk membangun sepeda fixed gear, mengingat perbedaan kondisi lalu lintas Jakarta dan New York. Belum lagi keterbatasan parts yang ada di pasaran. Tapi tak butuh waktu lama untuk para pelopor ini untuk membangun fixed gear masing-masing, berbekal road bike uzur, parts akal-akalan, dan ilmu dari internet.

Tidak jauh berbeda dengan negara asalnya, di Indonesia pun penggunaan fixed gear dapat dibagi dalam beberapa klasifikasi. Yang getol ngebut, yang senang nge-trick (terutama untuk penggemar yang memiliki latar belakang skill BMX atau trials, atau kebanyakan nonton Youtube), yang biasa-biasa saja tapi gemar jalan jauh, minimal untuk commuting sehari-hari, yang murni melihat sepeda ini sebagai fashion statement (dengan kata lain, doyan dandan), dan gabungan dari beberapa klasifikasi di atas. Tiap kota besar, kecenderungannya pun berbeda. Misalnya, karena akses yang terbuka, anak-anak Jakarta bisa dibilang terdepan soal masuknya barang baru dari luar negeri. Atau betapa komunitas fixed gear di Bandung lebih terkenal karena custom frame bikinan sendiri serta variasi trik dan “kecongkakan” skill yang dimiliki (coba cek http://fixiecongkakbandung.blogspot.com/), lalu barang-barang track bike yang tergolong vintage yang jadi ciri khas anak-anak Jogja, dan lain-lain.

Yang jelas, penggemar fixed gear tulen umumnya disatukan oleh satu tujuan. Karena gemar bersepeda, dan merasakan sensasi (dan resiko bahaya) yang berbeda dari sepeda “biasa”.

Mau Dong Ikut Ketularan Demam-nya!

Pengin ikut ketularan virus juga? Nah. Ini ada beberapa hal yang harus diperhatkan untuk bisa ketularan virus fixed gear. Nggak mudah, tapi juga nggak sulit. Sederhana, tapi penuh kontemplasi.

Komitmen Lah. Syarat pertama bukannya bisa naik sepeda? Iya. Selain itu, ada yang lebih penting lagi, yaitu komitmen.
Komitmen di sini berkaitan seberapa perhatiankah kita pada kemampuan kita sendiri. Mawas diri, lah. Memang sih, salah satu daya tarik fixed gear adalah kesan minimalis yang didapat dari minimnya komponen yang terpasang, tapi kalau handling skill nggak terlalu mumpuni, ya jangan berani-beraninya ikut-ikutan nggak pakai rem. Ingat, freewheel diciptakan untuk mengurangi resiko bahaya yang terdapat di sepeda fixed gear, jadi kesimpulannya adalah sepeda fixed gear lebih berbahaya dibanding sepeda “biasa” yang menggunakan freewheel.

Pasanglah rem. Minimal depan. Urusan nantinya terpakai atau tidak, itu belakangan. Pokoknya ada dulu. Nanti, bila suatu hari skill dirasa sudah cukup mumpuni, terserah kalau itu rem mau dilepas. Tapi ingat, lakukan dengan pertimbangan matang dan rasa tanggung jawab. Bila sudah berkomitmen untuk melepas rem, segala yang terjadi setelahnya adalah tanggung jawab sendiri.
Selanjutnya, beda sama sepeda “biasa” yang mungkin udah ada di garasi atau di ruang tamu yang bisa ganti rasio gigi sesuai kebutuhan, di sepeda fixed gear cuma ada satu percepatan. Ya itu, rasio yang merupakan perbandingan antara ukuran chainring dan cog yang kita pilih. Apapun medannya, tanjakan atau turunan, macet atau lancar, kita akan terikat di pilihan rasio itu. Makanya pemilihan rasionya harus disesuaikan dengan kebutuhan, dan kemampuan.

Terus, ukurannya jadi berapa? Biasanya untuk penggunaan jalan raya, rasio yang bisa dipakai adalah 65 gear inches. Untuk ukuran roda 700c, bisa gunakan chainring 46 mata, dipadu cog 18 mata. Kalau terasa terlalu enteng? Ya sudah, dibuat lebih berat saja, dengan memperbesar ukuran chainring atau memperkecil ukuran cog. Begitu pula sebaliknya.

Sepedanya
Ya iya lah. Pertanyaannya, sepeda fixed gear itu perlu sepeda khusus nggak sih?
Dikembalikan lagi pada definisi dasarnya, maka terlihat bahwa sebenarnya hampir semua sepeda bisa dijadikan sepeda fixed gear. Entah itu road bike, MTB, hybrid, sepeda lipat, BMX, sebut aja deh. Soalnya, inti ke-fixed gear-an sebuah sepeda adalah di sistem penggeraknya, khususnya hub belakang yang fixed alias nggak punya mekanisme freewheel.

Lalu kenapa sepeda fixed gear identik dengan ban kurus 700c serta geometri track bike atau road bike? Jawabannya, dulunya sepeda fixed gear berangkat dari kultur track bike, dalam hal ini sepeda track yang dipakai di jalanan. Sebenarnya ada pertimbangan lain juga, yaitu karena ban kurus 700c dan geometri road/track bike itu sesuai dengan medan yang dihadapi, dalam hal ini jalanan di lingkungan urban. Logikanya, kalau kita cuma punya satu pilihan rasio gigi, tentunya kita ingin sepeda kita jadi seefisien mungkin, dong. Roda yang kurus itu akan membuat rolling resistance ke aspal jadi minimal, sehingga tenaga yang kita keluarkan tidak terbuang percuma.

Jadi kalau misalnya kita mau mengubah MTB jadi fixed gear? Nggak masalah, bisa-bisa aja. Bahkan setelah dijadikan fixed gear, MTB itu masih bisa dipakai off-road, kok.

Teknik/Skill
Terkait resiko bahayanya, maka jangan lupa pakai peralatan keselamatan. Helm yang bagus, sepatu, dan lain-lain. Ingat, menggunakan helm tidak mengurangi resiko terjadinya kecelakaan, tapi mengurangi resiko akibat cedera kecelakaan.
Pertanyaan klasik tiap kali melihat sepeda fixed gear tanpa rem: ngeremnya gimana? Nah. Pengereman pada sepeda fixed gear yang brakeless, sepenuhnya mengandalkan kekuatan kaki untuk menahan putaran roda belakang. Ada beberapa teknik, tapi teknik dasarnya ya itu.

Kedengaran lebih mudah diucapkan daripada dilakukan? Memang iya. Terutama pada kecepatan tinggi, di mana momentum putaran roda belakang sudah terlalu besar untuk ditahan kaki. Dalam kondisi ini ada kemungkinan kaki terlepas dari pedal, dan itu sangat bahaya karena ada kemungkinan betis atau kaki “ditabok” pedal atau crank arm dari belakang. Untuk menghindarinya, maka penggunaan foot retention atau mekanisme untuk menjaga agar kaki tetap berada di pedal adalah sangat penting. Bentuknya bisa toe clip/straps atau tali pedal yang biasa ditemui di road bike jaman dulu, atau pasangan sepatu dan pedal clipless.
Selanjutnya, berbelok. Karena pedal akan ikut berputar seiring putaran roda belakang, maka saat kita memiringkan sepeda saat berbelok, tak ada kesempatan untuk menjaga pedal agar tetap berada di posisi jam 3 dan jam 9. Dengan kata lain ada resiko pedal mentok ke aspal (pedal strike), terutama pada sepeda fixed gear yang dibangun dari rangka road bike, yang biasanya bottom bracket shell-nya lebih dekat ke aspal dibanding track bike. Resiko lain, pedal bisa juga mentok ke roda depan saat berbelok patah (toe overlap). Lagi-lagi biasanya terjadi pada sepeda fixed gear yang merupakan konversi dari road bike, yang punya jarak sumbu roda lebih pendek dibanding track bike.

Tapi apakah naik fixed gear sesulit itu? Nggak juga, sih. Bisa dipelajari. Dan ingat, selama proses belajar itu, jangan ngelepas rem dulu. Atau cuma pakai rem belakang, itu sih sama aja bohong. Untuk memberhentikan sepeda secara efektif, nggak ada yang mengalahkan dahsyatnya rem depan. Biasakan juga untuk mengasah kemampuan untuk memprediksi jalur yang akan diambil di tengah lalu lintas jalan raya, untuk menghindari keharusan berbelok patah.

Kalau sudah ketemu selahnya, bersiaplah untuk jadi kecanduan bila sudah mulai bisa menikmati sensasi bersepeda fixed gear.

Selasa, 09 November 2010

Demam Fixed Gear!

FIXIE FOR DUMMIES

APA ITU FIXIE ATO FIXED GEAR ?
Wikipedia said:
“bicycle that has no freewheel, meaning it cannot coast — the pedals are always in motion when the bicycle is moving.”
Simpelnya, speda Cuma pake 1 gir dan 1 chainring, ga bisa ganti gigi dan ga bisa coasting (pedaling ke belakang tapi sepeda tetep maju kedepan). Pedal maju sepedanya maju, pedal mundur sepedanya mundur

Sepedanya harus road bike ?
Sepeda apapun bisa, MTB, FOLDING BIKE, BMX, dll..

Yang harus dibeli apa ?
Dari nol:
Frame Sepeda, ingat dropout yang rekomen adalah yang semi horizontal, dan bagusnya horizontal.
Wheelset (ban luar dan dalem, rims, jari2, )
Hub, ada 2 tipe, hub 6 bolt dan hub ulir untuk yang belakang. Hub depan pake hub depan apa aja bole
Headset
Bb ato bottom bracket
Stem
Handle bar
Seat post
Sadel
Pedal
Crankset
Cog
Rantai
TOE CLIP / TOE STRAP dan atau rem depan

Kalo udah punya sepeda yang giginya ada banyak, tinggal copot aja gigi2 yang banyak itu, pasang hub, cog fixed, toe clip dipasang, rem depan bisa jadi pilihan.

Mahalkah fixie ?
“mahal atau tidaknya komponen yg dipakai untuk membangun fixie tergantung dari selera org dalam memilih komponen itu sendiri
lagi pula komponen yg dipakai untuk fixie cukup tergolong simple dibanding sepeda lainnya
klo memakai komponen yg biasa2 saja atau lokal tidak terlalu mahal kok
kecuali memakai barang2 merk italy / japan(njs) tentu saja mengeluarkan budget yg cukup banyak
gambaran kasarnya klo mau ngerakit yg biasa2 aja budget skitar -+ 1jt
dan klo mau yg gila2an / memakai barang2 bermerk bisa lebih dari 10jt
itu semua tergantung dari selera / budget / pemilihan parts2 yg dipakai untuk merakit fixie dan kembali lagi kepada pribadi masing2.”

Enaknya pake gear rasio berapa ya?
“kalo rasio gear mending pake yang ringan dulu aja, kaya 38 - 20, 44 - 20.
tapi pasti ga enak buat jarak jauh. kalo mau yang lumayan enak, coba 42 - 16.
kalo baru mulai, jangan lupa pake rem depan.”

Torpedo termasuk fixed gear
Ngga termasuk.

Kurang jelas?
Bisa baca dari sumber lain, GOOGLE please! termasuk ini pdf manteb donlot dimari http://fixie-king.dk/Fixed101/book101.pdf






daftar toko yg menjual barang2 fixed gear:

rocket
scbd semanggi dibawah showroom ducati (bengkel nightpark)
ph:86342008/9
www.rocket-company.blogspot.com
they have many NJS frame, cinelli, gorilla, colnago, starfuckers, carnival, leader, pake, volume, affinity, soma, masi, velocity, sugino, brooks, philwood, chub, mks, eight inch, origin8, selle san marco, knog, aerospoke, sag life bag, vans, araya, hed3, iminusd, all city, grunge, miche, kashimax, etc...

velodome
jln panglima polim 5 no.36
secondhand & NOS stuff ( frameset, wheelset and other parts), BLB, velocity, nitto, fufufu stuff, campagnolo, oury, miche, soyo, brooks, dodici, etc...

sumvelo
jln martimbang 6 no.4 pakubuwono
ph:083893474400
www.sumvelo.com
origin8, h+son, airwalk, oury, fibre flare, fuji, brooks, etc...

meraputifixed / mpfg
JL. Kampung Baru I. No. 58, RT.09, RW.09, Ciracas, Kelapa 2 Wetan, Jak-Tim
ph:08159066005 / 93706605
www.meraputifixed.blogspot.com
diacompe, parts2 murmer, konsultasi sepeda with om defri/zidni/ezi

cyclo
jalan kemang raya 8B (inside aksara bookstore)
focale44, create, durcus one master, b-witch, lino, fibre flare, vittoria, w-base, sugino, miche, etc...

monster bike
stc senayan (sebelah mcd)
www.monsterbikestc.blogspot.com
sillgey, eight inch, aerospoke, oury, monkey L ectric, velocity, origin8, h+son, rh+o, livery design, etc...

RC PRO
ph:73883341
www.velonesia.com
Jl. RC Veteran Kav.IV No.1 Tanah Kusir

Mencos Ko Akyun
ph:98002789 ko ahmad
Jl salemba tengah
near soto mencos

Pak Botak Yamaha dan Giant Sinar Baru
Jl taman sari, sawah besar

Bagus Bike dan Giant
Bagus Bike ph:5371115 akim
Giant ph:53161651
Jl pahlawan seribu, bsd
near bsd junction / itc bsd

Sinar Bangka, Pd Mini, Origin
Sinar Bangka ph:6331661 aang
Pd Mini ph:6330277 kamsul
Origin ph:6327428 roy
Jl k.h hasyim ashari komplek ruko itc roxy mas

Assirot
Bang Dul
ph:94329208
Jl assirot kebayoran lama

B Knee
ph:32079902
Jl. H. Salim II no.14 radio dalam
masuk dari samping bengkel queen / depan pertigaan hidup baru

Pondok Indah: Built A Bike dan RodaLink
Built A Bike ph:7291250
RodaLink ph:7292456
Jl. Sultan Iskandar Muda / arteri pondok indah

GARASI SEPEDA
Gg.H.Biru
Arinda, Pondok Aren.

SEPEDA JAYA
Sektor 4. Ceger,Pondok Betung.

akas
mas boman / tukul
ph:081388411474 / 32422451
Jl sultan agung no.56b pasar rumput

Happy Mtb
ph:7508531
Jl. RS Fatmawati Blok E/36 (komplek d’best fatmawati)

Boncel Bike
ph:7871618
jl desa putra rt 13 rw 05 no 8 kel serengseng sawah kec jagakarsa jak sel
hub iway hp:081808336505

Aneka Jaya
Jl. Kartini No.101-103, Depok 16431
ph: 0817 11 23 22 (HENDIE)

Bengkel Sepeda Ko A'ING Mandiri Jaya
ph: 08129684957 / 085718772000 / 91951551
Jl RS Umum Cibinong
Depan Kantor Dinas Pemda Pertambangan Cibinong

Malabar Jaya
ph: (021) 55655302
jl.cemara raya no.42G, perumnas 1 karawaci, tangerang


ace hardware
bianchi, airwalk, ventura, dll..

Bandung

Therapy bike
jln sumbawa no 7 bandung
nos/used stuff (frameset, wheelset and other parts), velocity, dia compe, sugino, oury, eight inch, knog, rh+o, etc..

essence urbanvelo
Riza Hendriana
Rumah: Komp Bumi Asri C224 Bandung 40215
ph:022-92672710
email / YM: essence_urbanvelo@yahoo.com

Bonny Osborn
bandung
ph:081395032375
pin:21537110


Bali

The Bike Shop
Jalan Bypass Ngurah Rai Jimbaran 130
Ph:0361 - 708500
www.bmtbonline.com
all city, surly, charge, raleigh, selle san marco, selle italia, velocity, miche, brooks, fyxation, sugino, nitto, deda, etc...

Atek kebayoran
ph:7394685






HOW TO BARSPIN? CHECK THIS OUT!

Senin, 08 November 2010

The Jak Mania

Hahaha siapa yang ga kenal the jak sih di Jakarta? kalo yang gakenal pasti kaga punya tipi terus kerjaanya tukang gali umur yang bisa gali cuman gabisa keluar (?). Nah the jak ini pasti lo semua tau lah dia Pendukung nya Persija. Musuh bebuyutan nya The Jak sih pastinya Viking sama Bonek, terus The Jak punya sodara tuh namanya Aremania. Hm yaudah kita liat dulu deh para The Jak Mania beraksi;






itu pas lagi kalem lagi anteng-anteng nye tuh. coba kita liat kalo pantat nya udah kepanasan, tangan nya udah gatel, terus udah naik darah turun tai The Jak-nya;



mangap nih.. eh maap nih mba, mas, bang, neng, tante, om, encang, encing, semuanye dah gambar nya burem atau kurang jelas. Ohiya lupa nih si Jak Angel yang tidak luput menemani para The Jak Mania dengan penuh kasih sayang saat mendukung Persija :)

Sabtu, 06 November 2010

Kerasnya Jakarta

Jangan kalian anggap mudah untuk mencari uang, apalagi di Jakarta. Ya memang banyak yang mengambil jalan pintas untuk mencari uang, contohnya:



Penodongan




Siapa yang tidak tau atau siapa yang lupa dengan 'Kapak Merah'? Ya ini sempat menggemparkan Jakarta. Biasa 'Kapak Merah' menodong pengendara mobil-mobil yang sedang melaju dijalan yang sepi.

penodongan juga bukan hanya itu saja, penodongan juga banyak modus-modusnya, seperti modus lama ini yang menanyakan kita apakah kita yang menabrak adiknya atau memukuli adiknya dsb. walaupun itu modus lama tetap saja masih banyak yang terjebak pada modus ini. jadi jangan terlalu percaya pada orang yang kita tidak kenal :)



Pencopetan




Yak siapa yang tidak kenal copet? haha sepertinya tidak ada. Copet sering beraksi di Bis umum seperti: Kopaja, Metro Mini, Kowantas Bima, Patas Ac, dsb. Copet juga beraksi di tempat-tempat ramai dan padat seperti: Pasar, Terminal Bus, dsb. Waspada sajalah karena copet beraksi bukan hanya karena kejahatan tapi juga karena ada kesempatan, waspadalah waspadalah.


Maling




maling, maling oh maling dasar kau anak durhaka... eh itu malin. oke lanjutin maling, maling atau klepto bisa ngambil apasaja tanpa diketahui para korban nya bahkan pakaian dalam pun di embat saja oleh nya. biasa nya maling tangan nya panjang api tau dah bener apa engga nya hehe


Korupsi




nih kalo ini mah biasa nya orang-orang yang punya jabatan atau pejabat-pejabat yang udah dikasih ati minta empela hehe, kenapa ga minta duit aje sih ya biar gausah korupsi gitu... lanjutin, pejabat-pejabat yang korupsi itu kayanya gapunya hati, dia ga liat apa rakyat-rakyat kecil? ga mikir apa Negara kita banyak utang? bego.






Hmmm itu cuma sebagian orang-orng yang ngambil jalan pintas buat dapet duit, kalo yang ini menurut kalian frustasi nyari duit apa gak mau usaha?

Pengemis



pengemis, mereka adalah peminta minta dijalan, dipasar, diterminal, dimana mana dah. mengemis itu sebenarnya tidak baik, karena amis (???)







Ini baru pejuang Jakarta yang gigih mencari duit, contohnya:

Astronot Bumi a.k.a Pemulung




Pedagang Asongan




Pengamen




inilah yang berusaha sampai titik darah penghabisn untuk mendapatkan sepeser duit. "I'm forget how to give up" itu kata Pemulung. "Syukuri apa yang ada hidup adalah anugerah" itu kata pengamen. bedalagi kata Pedagang asongan, kata dia "Cangcimen.. Cangcimen..."

sekian untuk disini aja, sebenernye sih masih banyak cuman pegel aje ini leher hehe :D

Di Balik Kemegahan Jakarta

Pertama, bersyukurlah kita sebagai orang yang 'Punya' ya karena masih banyak orang diluar sana yang tidak seperti kita. Kita lihat saja bagaimana kehidupan mereka: